Di saat Malaysia menyambut 50 tahun kewujudannya sebagai sebuah negara merdeka kita perlu berdepan dengan persoalan yang paling getir. Mengapakah pada tahun yang penuh dengan acara sambutan gemilang, Malaysia sebenarnya telah menjadi sebuah negara Asia kelas ketiga?
Beranikah kita berdepan dengan hakikat tersebut?
Kita terlalu diajak supaya asyik berpesta, terutama di kalangan generasi muda. Wacana bebas dihalang dan media dikongkong oleh golongan kaya yang menjaga kepentingan kelompok kecil penguasa. Malah iklim dan persekitaran bebas yang seharusnya tercerna dari ikrar keramat kemerdekaan diganti dengan puluhan undang-undang yang mengikat rakyat, mahasiswa dan pekerja, meneruskan strategi nakal penjajah membendung kebebasan dan kegiatan rakyat.
Justeru itu, sempena ulang tahun hari keramat negara merdeka kita sewajarnya merenungkan dengan akal fikiran terbuka sejajar dengan semangat bangsa merdeka dan bermaruah. Kerana sesungguhnya inilah juga menjadi intipati Pemasyhuran Kemerdekaan 31 Ogos 1957 dan paksi gagasan negara Malaysia 1963 - mencipta negara liberal dan demokratik; menjunjung perlembagaan dan keluhuran undang-undang; menjamin kebebasan dan keadilan untuk rakyat. Anwar Ibrahim Parti KeADILan Rakyat
|
As Malaysia celebrates its 50 years of existence as an independent nation, we need to confront the most pertinent question. Why is it in a year filled with grand celebrations, Malaysia has become a third class Asian nation?
Do we have the courage to face the reality?
Too often we have been asked to celebrate the occasion, especially among the youth. Yet healthy discourse is curtailed and free media is controlled by the few in order to protect the interests of the powerful. In fact, a free environment that should have emerged from our sacred oath of Independence has been replaced with numerous laws that bind the people, the students and workers, continuing the mischievous strategy of our colonizers in the past to curtail the freedom and livelihood of the people.
Therefore, to celebrate our independence we must think with an open mind as a free and dignified nation. This was the core to our Declaration of Independence on 31 August 1957 and the idea of Malaysia in 1963 ¡V to create a liberal and democratic nation, to uphold the Constitution and the rule of law and to guarantee freedom and justice for the people.
Anwar Ibrahim
People's Justice Party
31 August 2007
0 comments:
Catat Ulasan